TUGAS KONFLIK DAN INTEGRASI NASIONAL
ANALISIS “ KEKUASAAN REVOLUSI PRANCIS”

DISUSUN OLEH :
NAMA :
SULIPAH
NIM : 3401412035
ROMBEL : 01
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
TAHUN AJARAN 2013
SEJARAH REVOLUSI PERANCIS

Salah satu ajaran yang berpengaruh di Eropa sebelum
Revolusi Perancis adalah ajaran Niccolo Machiavelli. Ajarannya mendukung
kekuasaan raja secara mutlak. Ia menulis dalam bukunya yang berjudul II
Principe (atau The Prince artinya Sang Raja). Dalam bukunya digambarkan tentang
kekuasaan seorang raja yang absolut dengan kekuasaan tak terbatas terhadap
suatu negara, termasuk harta dan rakyat yang berada di dalam wilayah
kekuasaannya. Ajaran Machiavelli berkembang di Eropa sekitar abad ke-17 dan
dianut oleh raja-raja dari Eropa seperti Raja Frederick II, Tsar Peter Agung,
Kaisar Joseph II, Raja Charles I dan juga raja-raja Louis dari Prancis.
1.
Raja Frederick II
(1740-1786) dari Prusia
Di dalam usaha untuk membina kekuasaan yang tak
terbatas, Raja Frederick II memajukan dan memperkuat sebuah Kerajaan Prusia
agar menjadi sebuah kerajaan terkuat di Jerman. Politik Bismarck adalah Darah
dan Besi (Druch Blut und Eisen), yaitu berusaha untuk memajukan negaranya
dengan cara membangun industri secara besar-besaran dan juga diimbangi dengan
pembangunan angkatan perang yang kuat.
2.
Tsar Peter Yang Agung
(1689-1727) dari Rusia
Dengan kekuasaan penuh di tangannya, Tsar Peter Yang
Agung berusaha untuk memajukan Kerajaan Rusia melalui beberapa cara, di
antaranya mendatangkan teknisi-teknisi dari beberapa negara untuk membangun
industri-industri di Rusia seperti: industri kapal, senjata, dan membangun
armada-armada dalam usaha untuk memperkuat negaranya. Politik Tsar Peter Yang
Agung yang terkenal adalah Politik Air Hangat. Politik Air Hangat adalah
politik untuk mencari pelabuhan-pelabuhan yang tidak membeku pada musim dingin.
Dengan politik air hangat ini Tsar Peter membangun kota baru di laut Baltik
yang diberi nama ST. Petersburg. Kemudian kota ini dijadika sebagai ibu kota
kerajaan Rusia, dan setelah revolusi Rusia tahun 1917 kota ini diubah namanya menjadi
Leningrad.
3.
Raja Charles I (1625
– 1649) dari Inggris
Raja Charles I ingin membentuk kekuasan absolut di
negerinya, tetapi usaha raja ini mendapat tantangan hebat dari parlemen di
bawah pimpinan Oliver Cromwell. Akhirnya inggris diubah menjadi Republik dengan
Cromwell sebagai kepala negaranya dan bergelar Lord Protector.
Tindakan-tindakan yang diambil oleh Cromwell adalah sebagai berikut :
a. Raja Charles I dihukum mati.
b. Inggris diubah menjadi Republik (1649-1660)
c. Mengangkat dirinya sebagai kepala negara.
Dalam perkembangan selanjutnya kekuasaan parlemen
semakin bertambah kuat dan pada tahun 1689 parlemen berhasil memaksa Ratu Merry
untuk menandatangani piagam Bill of Right (Piagam Hak Azasi). Peristiwa Bill of
Right ini merupakan suatu perubahan yang sangat besar dan mendasar tanpa
pertumpahan darah dengan hasil yang gemilang, sehingga sering disebut dengan
Glorious Revolution (revolusi yang maha agung).

Di dalam bidang ekonomi, Menteri Jean Baptiste Colbert
(1622-1683) sangat besar jasanya dalam melaksanakan politik ekonomi
Merkantilisme. Sehingga pada masanya sering disebut dengan masa Colbertisme.
Semua kewajiban perdagangan dan perekonomian diatur oleh pemerintah dengan
tujuan untuk mendapat keuntungan dalam jumlah yang sangat besar. Pada masa
kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715) kekuasaan absolutisme Perancis mencapai
puncak kejayaannya. Terbukti dengan beberapa langkah yang ditempuh oleh Raja
Louis XIV dalam masa pemerintahannya, diantaranya :
- Mematahkan benteng-benteng kaum Calvinist yang merupakan negara-negara kecil di dalam lingkungan kerajaan Perancis.
- Menghapuskan kekuasaan kaum bangsawan feodal dan raja-raja vasal, sehingga mereka tinggal menjadi tuan-tuan tanah.
- Fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat dihapuskan pada pemerintaha Raja Louis XIV.
Ciri-ciri pemerintahan Raja Louis XIV adalah sebagai
berikut :
- Memerintah tanpa undang-undang
- Memerintah tanpa dewan legislatif
- Memerintah tanpa kepastian hukum
- Memerintah tanpa anggaran belanja yang pasti
- Memerintah tanpa dibatasai oleh kekuasaan apapun.
Raja Louis XIV terkenal dengan ucapannya “L’etat c’est
moi” (negara adalah saya) yang merupakan suatu semboyan abadi yang melukiskan
bagaimana seorang raja absolut paling berhasil dikawasan eropa pada masa itu.
Masyarakat kota merupakan penentang utama terhadap
sikap dan pemerintahan Raja Louis XIV.
Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Menjunjung tinggi azas persamaan
- Menjunjung tinggi kebebasan
- Penggunaan akal fikiran yang sehat dan serba perhitungan
- Kehidupan warga masyarakat kota yang bersifat liberalisme.
Akhirnya, Amerika Serikat berhasil memperoleh
kemerdekaannya tanggal 4 juli 1776, dimana dalam perang itu Perancis memberikan
bantuan kepada Amerika. Bantuan itu berupa pasukan sukarelawan dibawah pimpinan
Jendral Marquis de Lavayette, sehingga sekembalinya di Perancis Ia menyebarkan
semangat dan cita-cita kemerdekaan, kebebasan dan persamaan.
Tokoh-tokoh pembaharuan yang menentang kekuasaan
absolutisme raja-raja Louis diantaranya :
1. John Locke (1632-1704) seorang
filsuf Inggris yang menganjurkan adanya undang-undang (konstitusi) dalam suatu
kerajaan dan berpendapat bahwa manusia memiliki hak-hak sejak lahir seperti hak
kemerdekaan, hak memilih, hak untuk memiliki dan sebagainya.
- Montesquieu (1689-1755)- Seorang filsuf berkebangsaan Perancis dalam bukunya L’Esprit des Lois (1748) (The Spirit of The Law) menyatakan bahwa suatu negara yang ideal adalah yang kekuasaannya dibagi atas tiga kekuasaan yaitu:
- Legislatif (pembuat Undang-Undang)
- eksekutif (pelaksana Undang-Undang)
- Yudikatif (mengadili setiap pelanggar undang-undang)
Ketiga hal diatas sering disebut dengan Trias Politica
3. Jean jacques Rousseau (1712-1778)
Seorang filsuf Perancis dalam
bukunya yang berjudul Du Contract Social (Perjanjian Masyarakat), mengatakan bahwa manusia sejak
lahir adalah sama dan merdeka. Oleh karena itu ian menganjurkan sistem
pemerintahan demokrasi atau kedaulatan rakyat dengan semboyan ” dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat”

Sebab khusus terjadinya revolusi Perancis adalah
karena masalah penghamburan uang negara yang dilakukan oleh permaisuri raja
Louis XVI yakni Marie Antoinette beserta putri-putri istana lainnya. Klimak
dari situasi tersebut adalah serangan terhadap penjara Bastille tanggal 14 juli
1789. Penjara ini merupakan lambang kekuasaan dan kesewenangan raja-raja Louis.
Semboyan revolusi perancis adalah Liberte (liberty =
kebebasan), Egalite (Equality = persamaan), Fraternite (Fraternity = persaudaraan).
Lagu kebangsaan perancis adalah La marseillaise dan tanggal 14 juli diperingati
sebagai hari nasional Perancis.
Kerajaan Perancis diubah menjadi sebuah republik dan
diperintah oleh pemerintahan Terror atau Reign of Terror (suatu sistem
pemerintahan dengan cara-cara diktator).
Pada tahun 1795. Untuk menggantikan sistem
pemerintahan Terror itu dibentuk sistem pemerintahan Directorie (1795-1799),
tetapi tidak berhasil mengatasi kekacauan-kekacauan yang terjadi di Perancis.
Keadaan seperti ini memberikan kepada seorang Jenderal
muda yang bernama Napoleon Bonaparte untuk menyelamatkan negara Perancis dari
kekacauan pergolakan dan peperangan. Keberhasilan ini membawa namanya terkenal
dan mendapat kepercayaan dari rakyat Perancis untuk menjadi pemimpin, sehingga
rakyat Perancis mengangkatnya menjadi seorang konsul pada Republik Perancis
pada tahun 1799.

1.Bidang Ekonomi
·
timbulnya
industri-industri di Eropa
·
kehidupan perdagangan
beralih dari pantai ke pedalaman
·
Inggris Kehilangan pasar
di Eropa, karena Perancis menjalankan politik kontinental
ANALISIS
Di dalam sebuah kehidupan
sosial yang serba memiliki banyak perbedaan, sering memicu terjadinya konflik.
Terkadang konflik itu sengaja di ciptakan dengan memiliki suatu maksud atau
suatu rencana yang mampu memberikan suatu keuntungan bagi pihak yang
menciptakan konflik itu. Tetapi, ada pula konflik yang tanpa di sadari muncul akibat
sebuah kekuasaan maupun tindakan yang semena-mena oleh penguasa yang akhirnya
mampu memicu kemunculan konflik. Namun, kemunculan konflik tidak hanya di
pengaruhi oleh kekuasaan saja, tapi konflik bisa muncul karena adanya
stratifikasi sosial dalam masyarakat. Dalam masyarakat apabila seseorang yang
memiliki status yang lebih tinggi di banding orang lain maka orang itu mampu
menguasai orang yang statusnya lebih rendah.
Dulu
di Eropa sebelum adanya revolusi Perancis, berkembang sebuah ajaran yang
bernama ajaran Niccolo Machiavelli. Maksud dari ajaran Niccolo Machiavelli
yaitu ajaran yang mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Ia menulis dalam
bukunya yang berjudul II Principe (atau The Prince artinya Sang Raja). Dalam
bukunya itu dijelaskan bahwa kekuasaan raja yang absolut dengan kekuasaan yang
tak terbatas baik dalam kekuasaan terhadap suatu negara termasuk didalamnya
harta, dan rakyat yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Itu berarti dalam
menjalankan suatu pemerintahan raja tidak memikirkan kesejahteraan rakyatnya,
namun raja hanya memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri. Semena –mena dalam
menjalankan pemerintahan, karena dia berfikir yang paling berkuasa dan yang
paling mampu menguasai rakyat.
Penguasa itu hanya berfikir ingin memperoleh keuntungan yang banyak untuk
kesejahteraannya. Yang mana seharusnya seorang pemimpin mampu memberikan
kehidupan yang yang layak dan lebih memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya
daripada kesejahteraan untuk dirinya sendiri. Kekuasaan dengan ajaran
Machiavelli, banyak di ikuti oleh para raja Eropa sekitar abad ke-17 contohya
seperti Raja Frederick II, Tsar Peter Agung, Kaisar Joseph II, Raja Charles I
dan juga raja-raja Louis dari Prancis.
1. Raja Frederick II
(1740-1786) dari Prusia dalam menerapkan kekuasaan yang sifatnya seperti ajaran
Machiavelli, Raja Frederick menggunakan Politik Bismarck adalah darah dan besi
(Druch Blut und Eisen), yaitu berusaha memajukan
negaranya dengan cara membangun industri secara besar besaran tetapi juga di
imbangi dengan pembangunan angkatan perang yang kuat. Hal itu dilakukan agar
Kerajaan Prusia bisa menjadi kerajaan yang terkuat di terkuat di Jerman.
2. Tsar Peter Agung (1689-1727) dari Rusia berbeda dengan
Raja Frederick, dengan adanya kekuasaan yang penuh berada ditangannya, Tsar
Peter Agung memajukan Kerajaan Rusia di lakukan dengan beberapa cara antara
lain, dengan mendatangkan tehnisi- tehnisi yang berasal dari beberapa negara
guna membangun industri- industri di Rusia. Seperti senjata, industri kapal dan
juga membangun armada- armada dengan tujuan untuk memperkuat negaranya. Politik
terkenal dari Tsar Peter Agung yaitu politik Air Hangat. Maksud dari Politik
Air Hangat adalah politik untuk mencari pelabuhan- pelabuhan yang tidak membeku
pada saat musim dingin. Dengan politik ini Tsar Peter Agung membangun kota baru
di laut Baltik yang di beri nama ST.Petersburg.
3. Raja Charles 1 (1625-1649) dari Inggris, Raja Charles
ingin membentuk kekuasaan yang absolut di negerinya, namun rencananya itu
mendapat tantangan yang hebat dari parlemen di bawah pimpinan Oliver Cromwell.
Hingga akhirnya Inggris di ubah menjadi Republik dengan Oliver Cromwell sebagai
kepala negaranya dan bergelar Lord Protector.
Adapun beberapa tindakan yang di lakukan oleh Oliver Cromwell yaitu:
a.Raja Charles 1 di
hukum mati.
b.Inggris di ubah
menjadi republik (1649-1660).
c.Mengangkat dirinya
sebagai kepala negara.
Dalam perkembangannya kekuasaan parlemen semakin
bertambah kuat. Hingga pada tahun Hak Asasi). Peristiwa piagam Bill Of Right
ini merupakan suatu perubahan yang sangat besar tanpa adanya pertumpahan darah
dengan mendapatkan hasil yang gemilang. Hingga sering di sebut sebagai Glorious
Revolution (Revolusi Maha Agung).

Dalam bidang ekonomi, Menteri Jean Baptiste Colbert
(1622-1683) sangat besar jasanya dalam melaksanakan politik Ekonomi Merkantilisme.
Sehingga pada masa itu di sebut dengan masa Colbertisme. Semua hal yang
menyangkut perdagangan dan perekonomian di atur oleh pemerintah dengan tujuan
untuk mrmperoleh keuntungan dengan jumlah yang sangat besar. Pada masa
kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715), kekuasaan absolutisme Perancis mencapai
puncak kejayaan. Hal ini dapat di lihat dari beberapa bukti seperti pada masa
pemerintahannya, Raja Louis menghapuskan kekuasaan kaum bangsawan feodal dan
raja-raja vasal, sehingga mereka tinggal menjadi tuan-tuan tanah, selain itu
juga fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat dihapuskan pada pemerintahan
Raja Louis XIV.
Beberapa ciri- ciri pemerintahan Raja Louis
diantaranya memerintah tanpa undang- undang, memerintah tanpa kepastian hukum,
dan memerintah tanpa di batasi oleh kekuasaan apapun. Raja louis juga terkenal
dengan ucapannya yaitu “L’etat c’est
moi” (negara adalah saya). Dengan semboyan itulah absolutisme Perancis masa
pemerintahan Raja Louis merupakan absolutisme yang paling berhasil di kawasan
Eropa pada masa itu. Namun , banyak masyarakat kota yang menentangnya dan tidak
suka dengan pemerintahan Raja Louis. Karena mereka memiliki sifat seperti
menjunjung tinggi persamaan, dan menjunjung tinggi kebebasan. Selain itu ada
juga tokoh- tokoh yang juga menentang pemerintahan Raja Louis salah satu
diantaranya adalah John Locke (1632-1704) seorang filsuf Inggris
berpendapat bahwa sesungguhnya manusia sejak lahir memiliki hak kebebasan.

Sebab khusus yaitu penghamburan uang negara yang di
lakukan oleh permaisuri Raja Louis XIV yaitu Marie
Antoinette beserta putri-putri istana lainnya. Klimak dari peristiwa ini adalah
serangan terhadap Penjara Bastille 14 Juli 1789. Penjara ini merupakan lambang
kekuasaan dan kesewenangan raja-raja Louis.
Semboyan revolusi perancis adalah Liberte (liberty =
kebebasan), Egalite (Equality = persamaan), Fraternite (Fraternity =
persaudaraan). Lagu kebangsaan perancis adalah La marseillaise dan tanggal 14
juli diperingati sebagai hari nasional Perancis.

Bidang Ekonomi
v
timbulnya
industri-industri di Eropa
v
kehidupan perdagangan
beralih dari pantai ke pedalaman
v
Inggris Kehilangan
pasar di Eropa, karena Perancis menjalankan politik kontinental
Dari semua hal yang
telah di jelaskan di atas dapat di kaitkan juga dengan pandangan yang di
utarakan ole Max Weber “mengenai rasionalitas”. Rasionalitas adalah salah satu
jenis alasan yang mendasari tindakan manusia. Suatu tindakan di katakan
rasional apabila, tindakan itu di maksudkan secara sadar untuk mencapai tujuan
tertentu dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya tujuan- tujuan lain dan
alat- alat atau cara yang di anggap paling efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan. Rasionalitas tindakan yang demikian itu di sebut sebagai rasionalitas
instrumental. Dari Revolusi Perancis itu dapat dilihat contoh rasionalitas instrumentalnya
di bidang ekonomi, Menteri Jean Baptiste Colbert
(1622-1683) yang telah berjasa melaksanakan Politik Ekonomi Merkantilisme.
Sehingga, semua hal yang mengenai perdagangan dan perekonomian di atur oleh
pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah yang sangat
besar.
Selain itu ada
pemikiran lain dari Max Weber mengenai Tipe Otoritas yang meliputi:
1.Otoritas
tradisional dasarnya kedudukan tradisi jaman dulu, legitimasi status
menggunakan otoritas yang dimilikinya.
2.Otoritas
kharismatik, dasarnya mutu atau kualitas luar biasa yang dimiliki pemimpin itu
sebagai seorang pribadi.
3.Otoritas
Legal Rasional adalh otoritas yang di dasarkan terhadap seperangkat peraturan
yang di undangkan secara resmi dan diatur secara impersonal.
Dari paparan
tentang Revolusi Perancis ada salah satu tokoh yang masuk dalam Otoritas
kharismatik yaitu Oliver Cromwell yang mampu
menentang usaha Raja Charles 1 untuk membentuk kekuasaan yang absolut di
negerinya, dengan parlemen Oliver
Cromwell. Lalu dia juga mengubah Inggris menjadi Republik. Dan dia juga yang
mengangkat dirinya menjadi kepala negara, dan bergelar Lord Protector.
DAFTAR PUSTAKA
Faruk.2010.Pengantar Sosiologi Sastra:dari
Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Soelaeman,M.Munandar.1987.Ilmu Sosial Dasar: Teori dan
Konsep Ilmu Sosial.Bandung:PT Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar